Bikin Sial ! Nagi Seishiro Terkejut Provokasi 3 Tokoh Blue Lock Ini

Table of Contents

Nagi Seishiro baru belajar sepakbola selama 6 bulan, namun berkat bakatnya yang luar biasa, ia tidak pernah merasakan kekalahan dalam waktu tersebut. Keheranan sering meliputi pikiran Nagi saat melihat orang lain bermain sepakbola dengan kemampuan yang payah, namun mereka tetap gigih menjadi pemain bola.

Perlu dicatat bahwa perkataan Nagi bukanlah sebuah sindiran, melainkan sebuah keheranan murni. Karena bagi Nagi sepakbola terasa mudah, tetapi orang yang mendengarnya mungkin merasa tersinggung atau merasa diprovokasi.

Berikut Adalah 3 Tokoh Blue Lock Yang Bikin Nagi Seishiro Sial

1. Nagi Seishiro Provokasi Isagi Yoichi


Ketika babak kedua pertandingan antara Tim V dan Tim Z dimulai, terjadi momen dramatis. Tendangan Gagamaru yang seharusnya sukses berbuah gol karena kiper Tim V tak mampu menjangkaunya. Namun, Zantetsu dengan luar biasa turun membantu pertahanan dan dengan sundulan kepala menghalau tendangan Gagamaru.

Tetapi, bola rebound itu jatuh tepat di kaki Isagi Yoichi. Meskipun berada 23 meter dari gawang, sebenarnya Isagi Yoichi memiliki tendangan jarak jauh yang bagus. Sayangnya, Isagi Yoichi gagal melancarkan tembakan karena kedua bek tengah Tim V berhasil merebutnya. Isagi Yoichi menyalahkan dirinya sendiri, merasa tidak memiliki bakat menggiring bola melewati pemain lawan dan merasa tubuhnya kurang berotot untuk mempertahankan bola.

Berikutnya, Nagi Seishiro mengejek kegagalan Isagi Yoichi yang gagal menendang bola. Nagi Seishiro merasa terheran-heran dengan keputusan Isagi Yoichi yang terlalu lama dalam mengambil tindakan saat mendapat peluang untuk menembak bola, dianggapnya sangat tidak efisien.

Nagi Seishiro pun bingung, mengapa Isagi Yoichi masih bertahan dengan gigih di lapangan, entah karena ketidaksadaran diri atau mungkin kebodohan. Bahkan, Nagi Seishiro berani mengatakan bahwa jika kemampuannya sebanding dengan Isagi, ia lebih memilih untuk mengakhiri karir sepak bolanya. Rasa ingin tahu Nagi Seishiro semakin memuncak, ingin mengetahui apa yang mendorong Isagi untuk terus bergerak maju dan melanjutkan pertandingan. Ucapan-ucapan tersebut membuat Isagi Yoichi merasa kesal terhadap Nagi Seishiro, dan dengan amarah, Isagi Yoichi mengumpat, "Diamlah, kau jenius!"

#Direct Goal Isagi Yoichi

Ketika pertandingan antara Tim V dan Tim Z memasuki babak kedua yang tampaknya akan berakhir imbang dengan skor 4-4, terjadi momen yang spektakuler. Bachira melakukan umpan crossing yang tepat mengarah ke Isagi Yoichi yang berada di sisi kiri, tepat 19 meter dari gawang Tim V. Isagi awalnya dipenuhi keyakinan bahwa ia akan mencetak gol. Dengan tak ada pengawalan dari bek tengah Tim V, ia memiliki waktu yang cukup untuk mengendalikan bola dan melepaskan tembakan menuju gawang Tim V.

Namun, ketika bola masih mengudara, tiba-tiba Nagi Seishiro mengawal pergerakan Isagi Yoichi dan menyebabkan kepanikan bagi Isagi. Isagi menyadari dengan jelas bahwa Nagi dapat menggagalkan peluang emasnya untuk mencetak gol, karena Isagi tidak memiliki kemampuan kontrol bola yang sempurna dan kecepatan lari yang bagus.

Di saat-saat genting tersebut, Isagi menyadari bahwa bakat terbaiknya adalah mencetak gol langsung. Sebelum bola umpan dari Bachira jatuh ke lapangan, Isagi dengan kecepatan kilat menembak bola yang masih terbang di udara dengan ketepatan yang luar biasa, sehingga berhasil membobol gawang Tim V. Hasilnya, Tim Z berhasil mengalahkan Tim V dengan skor akhir 5:4.

Isagi Yoichi berhasil mewujudkan keinginannya untuk mengalahkan Tim V dan Nagi Seishiro. Sebagai hasilnya, Nagi tak dapat menahan diri untuk mengungkapkan kepada sahabatnya, Reo, bahwa ia kini merasakan kekalahan yang amat pahit, meski telah bermain dengan tekun dan sungguh-sungguh. Nagi pun mengakui betapa ia sangat kesal dengan hasil kekalahan tersebut.

Kesialan ini terjadi karena Nagi telah melakukan provokasi pada Isagi. Sebagai akibatnya, Isagi menemukan solusi untuk mengatasi kelemahannya saat Nagi menyebutnya tidak efisien karena terlalu lama mengambil tindakan menendang bola.

2. Nagi Seishiro Provokasi Chigiri Hyoma


Pada seleksi kedua Blue Lock, terjadi pertarungan epik antara Tim White dan Tim Red. Setiap tim memiliki tiga pemain dan tujuannya adalah merebut satu pemain lawan yang timnya kalah. Tim Red, yang diperkuat oleh Reo, Kunigami, dan Chigiri, berhadapan dengan Tim White yang diperkuat oleh Nagi, Isagi, dan Barou.

Ketika Tim Red sedang melakukan serangan balik, Chigiri berlari dengan kecepatan yang mengagumkan untuk menerima operan dari Reo. Nagi membuntuti setiap langkah Chigiri yang menggiring bola, dan dengan penuh keyakinan, Nagi mengungkapkan kepada Chigiri bahwa ia telah mengetahui titik lemahnya, yaitu kecepatan Chigiri akan melambat pada saat menyentuh bola pertama kali.

Meskipun Nagi berhasil menyusul Chigiri yang melambat saat mengontrol bola, namun Chigiri dengan keberuntungan mampu meningkatkan kecepatan larinya, sehingga membuat Nagi tercecer dengan jarak yang jauh di belakang. Akhirnya, Chigiri berhasil mencetak gol pertama ke gawang Tim White yang dijaga oleh kiper robot A.I. Skor berubah menjadi 1-0, memberikan keunggulan bagi Tim Red atas Tim White.

Ketika skor antara Tim White dan Tim Red sudah imbang 3-3, Chigiri kembali mengandalkan kecepatan lari dalam serangannya dan bersiap menerima umpan dari Reo. Namun, Nagi tak ingin mengulangi kegagalannya dalam menghentikan Chigiri seperti sebelumnya. Chigiri dengan jujur mengakui penilaian Nagi bahwa kelemahan lari cepatnya terletak pada saat menyentuh bola pertama setelah menerima umpan.

Namun, Chigiri menemukan solusi brilian dengan mendorong bola ke depan tanpa mengendalikannya terlebih dahulu, sehingga ia mampu mempertahankan kecepatan lari sekaligus mengikuti kecepatan bola. Hasilnya, Nagi tidak bisa menyusul kecepatan lari Chigiri dan tercecer dengan jarak yang jauh di belakang. Kemudian, Chigiri mencetak gol yang menggetarkan gawang Tim White, membawa Tim Red unggul 4-3 melawan Tim White.

Kesialan ini terjadi karena Nagi telah melakukan provokasi pada Chigiri. Sebagai akibatnya, Chigiri menemukan solusi untuk mengatasi kelemahannya saat Nagi merasa percaya diri dapat merebut bola dari Chigiri ketika kecepatan larinya berkurang karena berusaha mengontrol bola.

3. Nagi Seishiro Provokasi Bachira Meguru


Masih pada seleksi kedua Blue Lock, terjadi pertarungan epik saat Tim White menantang Tim Red. Setiap tim memiliki empat pemain, yang gigih memperebutkan satu pemain lawan yang timnya kalah. Tim Red, yang dikuasai oleh kehebatan Rin, Aryu, Bachira, dan Tokimitsu, berhadapan dengan Tim White yang diperkuat oleh Nagi, Isagi, Chigiri, dan Barou. Namun, Isagi memiliki tekad yang tak tergoyahkan untuk mengalahkan Rin dan berambisi merebut kembali Bachira ke timnya.

Bachira, pemain yang pernah merasakan bermain bersama Rin dan Isagi, terpesona akan kehebatan mereka dalam menganalisis situasi dan mengatur strategi untuk mencetak gol serta menggagalkan serangan lawan. Meskipun Bachira menganggap Rin dan Isagi adalah sosok monster yang diidamkannya untuk meraih kebahagiaan bermain sepak bola. Namun, Bachira merasa terasing dalam dunia Rin dan Isagi.

Bachira menilai bahwa Rin dan Isagi merasakan kebahagiaan saat bermain sepak bola dengan mencetak gol yang memenuhi ambisi ego pribadi mereka. Sementara itu, Bachira menemukan kebahagiaan dalam memberikan umpan dan mendukung monster untuk mencetak gol. Namun, akhirnya Bachira menyadari bahwa terus-menerus bermain hanya untuk mencari monster dan teman yang dapat memainkan sepak bola sesuai keinginannya tidak akan membuatnya sejajar dengan Rin dan Isagi.

Aturan pemenang permainan adalah tim yang lebih dulu mencetak 5 gol akan secara otomatis keluar sebagai pemenang. Saat itu, Tim White dan Tim Red berada dalam skor imbang 4-4. Ketika kedua tim sedang bertarung sengit untuk memenangkan pertandingan, Bachira terjebak dalam kebingungan antara memberikan operan kepada Rin atau membawa bola untuk mencetak gol sendiri. Tiba-tiba, Chigiri muncul dan merebut bola dari Bachira yang sedang lengah.

Meskipun Bachira telah memberikan kontribusi 1 gol dan 1 assist bagi Tim Red, Nagi dengan kata-kata tajam mengomentari tindakan Bachira yang terlihat bingung, tidak seperti biasanya. Nagi lalu bertanya apakah Bachira sengaja mengalah? Nagi menjelaskan bahwa Bachira sebaiknya tidak mengasumsikan bahwa dia akan dipilih jika Tim Red kalah, karena Nagi lebih tertarik untuk merebut Rin. Nagi yakin bahwa teman dekat Bachira, Isagi, juga akan memilih Rin yang memiliki bakat luar biasa dan menduduki peringkat 1 di Blue Lock.

Provokasi dari Nagi telah mengguncang batin Bachira, memicu ketakutan yang melanda pikirannya saat membayangkan sulitnya bermain sepak bola tanpa kehadiran dua sosok monster hebat, Rin dan Isagi. Akibatnya, Bachira secara tiba-tiba teringat alasan di balik penciptaan monster khayalannya, yaitu untuk memiliki teman yang bisa menemaninya bermain bola.

Padahal Bachira sendiri dahulu adalah seorang penganut sepak bola bebas yang memiliki bakat luar biasa. Kemampuan dribelnya yang mengagumkan membuat teman-teman masa kecilnya kewalahan dalam merebut bola darinya, bahkan sulit untuk menandingi kehebatan Bachira. Hal ini menyebabkan teman-teman masa kecil Bachira enggan bermain bola dengannya dan lebih memilih bermain game.

Akhirnya, Bachira dengan tegas memutuskan untuk tidak lagi melayani monster dalam permainan sepak bola dan menghentikan kebiasaannya mengoper ke monster, karena Bachira telah menghapus monster tersebut dari kehidupannya selamanya.

Kini, Bachira kembali menjadi pemain bola yang egois, mengingat kembali kebahagiaan masa lalu saat bermain bola bahkan dalam kesendirian. Tanpa kehadiran teman, Bachira tidak lagi merasa takut untuk berjuang sendirian. Hasilnya, dengan bakat freestyle football yang dimilikinya, Bachira mengejutkan pemain Tim White dengan melakukan tiga kali skill Nutmeg yang spektakuler pada Isagi, Chigiri, dan Barou. Ia menjadi pemain bola yang sangat mahir dalam mendribel melewati banyak pemain dari Tim White. Bachira menjadi sosok yang egois, tidak lagi memberikan umpan kepada orang lain, karena ia memiliki satu tujuan yang jelas: mencetak gol untuk dirinya sendiri.

Setelah Bachira menggunakan skill Rainbow Flick untuk meloloskan diri dari kepungan tak terelakkan oleh tiga pemain Tim White, yakni Barou, Chigiri, dan Nagi, Bachira seketika itu melepaskan tendangan yang begitu memukau ke arah gawang Tim White.

Meski seharusnya sepakannya itu menghasilkan gol yang pasti, namun Isagi, dengan firasat hebatnya, berhasil menggagalkan sepakan Bachira sehingga bola terlempar tinggi di udara. Namun, bola itu jatuh dengan sempurna di depan Rin, yang dengan gesitnya mencetak gol kelima untuk membawa kemenangan gemilang bagi Tim Red, mengalahkan Tim White. Hasil akhirnya, tujuan Isagi untuk merebut Bachira agar bergabung kembali dengan timnya gagal total, malahan Rin-lah yang berhasil merebut Isagi untuk bergabung dengan Tim Red.

Kesialan ini terjadi karena Nagi telah melakukan provokasi pada Bachira. Sebagai akibatnya, Bachira menemukan solusi untuk mengatasi traumanya yang takut bermain bola sendirian. Saat Nagi memberitahunya bahwa jika Tim White mengalahkan Tim Red, Nagi dan Isagi tidak akan memilih Bachira, melainkan akan merebut Itoshi Rin dari Tim Red.
Alfi Hariri
Alfi Hariri I watch, I create, I entertain through videos and writing.

Post a Comment